Dampak Perang Israel vs Iran terhadap Harga Emas Dunia

Dampak perang israel vs iran terhadap harga emas dunia

Konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang memuncak pada pertengahan Juni 2025 telah mengguncang pasar global, termasuk pasar logam mulia. Ketegangan geopolitik yang meningkat tajam mendorong investor global untuk mencari perlindungan pada aset-aset aman (safe haven), dan emas kembali menjadi primadona.

Ketegangan yang meningkat dan potensi konflik terbuka antara Israel dan Iran telah mengguncang pasar keuangan global, dengan harga emas bereaksi cepat terhadap ketidakpastian geopolitik. Seiring dengan memanasnya situasi, investor di seluruh dunia mulai beralih ke emas yang secara historis dianggap sebagai aset aman untuk melindungi kekayaan mereka dari ketidakstabilan dan volatilitas pasar.

Lonjakan Harga Emas

Pada 13 Juni 2025, saat Israel melancarkan serangan udara besar-besaran ke fasilitas nuklir dan militer Iran, harga emas spot melonjak 1,3% menjadi USD 3.428,10 per troy ounce. Harga ini mendekati rekor tertinggi sebelumnya di USD 3.500,05 yang tercatat pada April lalu. Keesokan harinya, harga emas berjangka AS juga naik 1,5% ke USD 3.452,80 per ounce.

Analis memperkirakan bahwa jika konflik terus bereskalasi, harga emas bisa menembus USD 3.700 bahkan USD 4.000 per ounce dalam 12 bulan ke depan.


Mengapa Emas Naik Saat Perang?

Emas telah lama dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketegangan geopolitik. Dalam situasi perang atau kerusuhan politik, permintaan terhadap emas biasanya melonjak karena investor mencari cara untuk mengamankan kekayaannya di luar sistem keuangan konvensional. Eskalasi konflik antara Israel dan Iran mengikuti pola ini, dengan meningkatnya kekhawatiran atas potensi perang yang lebih luas di Timur Tengah mendorong harga emas naik tajam.

Emas juga dikenal sebagai aset safe haven investasi yang dianggap stabil dan aman saat terjadi krisis geopolitik atau ekonomi. Ketika ketidakpastian meningkat, investor cenderung menarik dana dari pasar saham dan aset berisiko, lalu mengalihkannya ke emas, dolar AS, atau obligasi pemerintah.

Dalam kasus perang Israel–Iran, ketakutan akan konflik regional yang lebih luas di Timur Tengah—yang juga berdampak pada pasokan energi global—menambah tekanan pada pasar. Hal ini memperkuat permintaan terhadap emas sebagai pelindung nilai.

Dampak Tambahan ke Pasar Finansial

Selain emas, harga minyak mentah juga melonjak lebih dari 6% karena kekhawatiran terganggunya pasokan dari Iran, salah satu produsen minyak terbesar dunia. Sebaliknya, pasar saham global dan kripto mengalami koreksi tajam, mencerminkan kepanikan investor.

Kesimpulan

Perang Israel–Iran menjadi pengingat bahwa ketegangan geopolitik dapat berdampak langsung pada stabilitas ekonomi global. Dalam situasi seperti ini, emas kembali membuktikan perannya sebagai pelindung nilai yang andal. Namun, lonjakan harga emas juga mencerminkan meningkatnya risiko global yang perlu diwaspadai oleh pelaku pasar dan pembuat kebijakan.

Jika konflik berkembang menjadi perang yang lebih luas dan melibatkan koalisi militer atau pertempuran proksi di Lebanon, Suriah, atau Irak, harga emas bisa menembus rekor baru. Namun, jika terjadi deeskalasi atau terobosan diplomatik, harga emas kemungkinan akan terkoreksi, meski tidak akan menghapus tren naik sepenuhnya.


Selanjutnya
close