Amerika Serikat melancarkan serangan militer besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir Iran yaitu Fordow, Natanz, dan Isfahan dengan menggunakan pembom siluman B-2 dan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam. Presiden Donald Trump menyebut operasi ini sebagai “serangan yang sangat sukses” yang bertujuan menghancurkan kemampuan pengayaan nuklir Iran.
Area Fordow, yang terletak jauh di bawah pegunungan, dilaporkan diserang dengan bom penembus bunker seberat 30.000 pon. Trump menyatakan bahwa misi tersebut diselesaikan tanpa ada kerugian pada pesawat tempur AS dan menyebutnya sebagai momen “bersejarah.” Iran mengutuk serangan tersebut sebagai “serangan biadab” dan bersumpah akan membalasnya, sambil terus melancarkan serangan misil ke Israel.
Ketegangan ini meningkat setelah diplomasi jalur belakang gagal dan konflik Iran-Israel semakin memanas. Komunitas internasional kini khawatir terhadap potensi destabilisasi kawasan yang lebih luas.
Amerika Resmi Ikut perang Iran dan Israel
Presiden Donald Trump menyampaikan pidato yang disiarkan secara nasional setelah serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran. Berikut ringkasan pernyataan utamanya:
“Beberapa saat lalu, militer AS melancarkan serangan presisi besar-besaran terhadap tiga fasilitas nuklir utama rezim Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan. Tujuan kami adalah menghancurkan kapasitas pengayaan nuklir Iran, dan menghentikan ancaman nuklir dari negara sponsor terorisme nomor satu di dunia.”
Trump menyebut operasi ini sebagai “kesuksesan militer yang spektakuler”, dengan klaim bahwa fasilitas pengayaan Iran telah “dihancurkan secara total.” Ia memperingatkan bahwa jika Iran tidak memilih jalan damai, maka “serangan di masa depan akan jauh lebih dahsyat dan jauh lebih mudah.”
Ia juga memuji militer AS dan Israel:
“Saya ingin mengucapkan selamat kepada para patriot Amerika yang luar biasa yang menerbangkan mesin-mesin megah itu malam ini… sebuah operasi yang belum pernah disaksikan dunia dalam beberapa dekade terakhir.”
Pesawat B-2 Bomber

B-2 Spirit, yang sering disebut sebagai “Pembom Siluman”, adalah salah satu pesawat paling canggih dan mahal yang pernah dibuat. Kisahnya dimulai pada akhir 1970-an melalui program Advanced Technology Bomber (ATB), yang bertujuan mengembangkan pembom strategis yang mampu menembus pertahanan udara Soviet pada era Perang Dingin.
Berikut garis waktu singkat pengembangannya:
- Penerbangan perdana: 17 Juli 1989
- Mulai bertugas: 1 Januari 1997
- Produsen: Northrop (kemudian Northrop Grumman), bekerja sama dengan Boeing, Hughes, dan Vought
- Jumlah unit yang dibuat: 21
Desain sayap terbangnya yang ikonik serta bahan penyerap radar membuatnya hampir tak terlihat di radar—jejak radarnya setara dengan seekor burung kecil. B-2 dapat membawa senjata konvensional maupun nuklir, dengan kapasitas hingga 18.000 kg bom.
Meski memiliki kemampuan luar biasa, program ini menuai kontroversi karena biayanya: satu pesawat menelan lebih dari $2 miliar, dengan total biaya program melebihi $40 miliar. Awalnya direncanakan memproduksi 132 unit, namun pemangkasan anggaran pasca–Perang Dingin membatasi jumlahnya menjadi hanya 21.
B-2 telah digunakan dalam berbagai operasi militer, termasuk di Kosovo, Irak, Afghanistan, Libya, dan kini Iran, membuktikan kapabilitas serangan presisi jarak jauhnya yang strategis.