Netanyahu Berharap Bangkit dari Konflik Iran,Tapi Masihkah Rakyat Israel Mempercayainya?

Netanyahu Interview

Setelah debu mereda dari kampanye militer besar-besaran Israel terhadap Iran, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menampilkan citra kuat dan kemenangan.

Ganti aja biar gak perang mulu… bikin anjlok harga saham ma crypto.

Namun di balik keberhasilan militer itu tersembunyi kenyataan politik yang lebih kompleks: rakyat Israel yang terpecah dan kepercayaan publik terhadap Netanyahu yang masih rendah.

🛡️ Perang yang Sudah Lama Ditebar

Selama puluhan tahun, Netanyahu menggambarkan Iran sebagai ancaman eksistensial terbesar bagi Israel. Narasi itu mencapai puncaknya pada Juni 2025 ketika Israel melancarkan serangan udara terhadap fasilitas nuklir Iran. Kampanye militer yang didukung Amerika Serikat ini ia sebut sebagai “titik balik sejarah yang akan mengubah arah Timur Tengah.”

Dalam pernyataan video, Netanyahu tampak bersemangat, berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump, dan menyebut Israel telah “memutus poros ancaman” kawasan. Ia bahkan memberi sinyal bahwa kemenangan ini bisa membuka peluang damai lebih luas, termasuk memperluas Abraham Accords.


📊 Dukungan Politik yang Rawan

Meski sukses secara militer, posisi politik Netanyahu tetap rapuh. Jajak pendapat Channel 12 menunjukkan 70% warga Israel tidak mempercayai pemerintahnya, termasuk sebagian pemilih dari koalisinya sendiri. Tingkat persetujuan pribadi Netanyahu hanya 30%, dengan banyak warga mengkritik penanganannya terhadap perang Gaza, reformasi yudisial, dan kebijakan ekonomi.

Bahkan di antara mereka yang mendukung serangan ke Iran — yang angkanya mencapai 82% dari warga Yahudi-Israel — banyak yang tetap skeptis apakah Netanyahu layak mendapat pujian pribadi. Analis menilai meski perang ini menggeser perhatian publik sementara waktu, persepsi terhadap kepemimpinannya belum berubah.

Ia menggunakan ancaman Iran untuk menegaskan citra sebagai pemimpin yang tak tergantikan, tapi itu strategi lama,” kata analis politik Dahlia Scheindlin.

⚖️ Masalah Hukum & Kalkulasi Politik

Sidang korupsi Netanyahu — terkait tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan — masih berlangsung. Kritikus menilai konflik Iran menjadi “pelampung politik” baginya, memperpanjang waktu dan mengalihkan sorotan publik.

Beberapa hari sebelum menyerang Iran, koalisinya nyaris kalah dalam mosi tidak percaya di Knesset. Waktunya yang berdekatan memicu spekulasi: apakah kampanye militer ini lebih bernuansa politik daripada keamanan?

🧭 Lalu, Apa Selanjutnya?

Meski Netanyahu mungkin telah membeli waktu, masa depan tetap tidak pasti. Pemilu dini mulai ramai dibicarakan, namun jajak pendapat memprediksi Partai Likud tetap kesulitan membentuk mayoritas tanpa mitra sayap kanan garis keras. Sementara itu, kemarahan publik atas konflik Gaza, ketimpangan ekonomi, dan nasib sandera Israel belum terjawab.

Seorang analis politik menyimpulkan: “Netanyahu mungkin menang melawan Iran, tapi perang sesungguhnya adalah merebut kembali kepercayaan rakyat.”

 

ref


Selanjutnya
close