Amerika defisit tapi tetap ikut perang Iran dan Israel

Amerika defisit tapi tetap ikut perang Iran dan Israel

Amerika Serikat defisit anggaran tapi tetap ikut perang Iran dan Israel, mungkin gak masuk logika. Apalagi biaya perang sangatlah besar.

Sebenarnya banyak juga analis serta warga Amerika sendiri yang mempertanyakan hal serupa.

💰 Fakta: Ya, Amerika sedang defisit besar

Amerika Serikat memang mengalami defisit anggaran yang besar. Pada tahun 2024, defisit federal mencapai sekitar $1,7 triliun, dan utang nasional telah menembus $34 triliun. Ini berarti pemerintah membelanjakan jauh lebih banyak daripada yang mereka peroleh dari pajak.


Namun, mengapa mereka tetap bisa (dan memilih) untuk melancarkan operasi militer besar seperti serangan ke Iran?

🧠 Berikut Penjelasannya (sederhana tapi politis + strategis):

1. Amerika selalu “mampu” berperang meski defisit

AS mencetak dan mengendalikan dolar AS, mata uang cadangan dunia. Selama negara-negara masih menggunakan dolar dan membeli utang AS (obligasi Treasury), pemerintah tetap punya ruang finansial untuk membiayai militer.

Militer AS punya anggaran tahunan terbesar di dunia: lebih dari $850 miliar. Operasi ke Iran hanya sebagian kecil dari itu.

2. Politik dalam negeri dan citra global

Presiden atau partai yang sedang berkuasa (sekarang Trump) sering menggunakan kebijakan luar negeri untuk:

Menunjukkan kekuatan

Meningkatkan popularitas jelang pemilu

Mengalihkan perhatian dari masalah domestik (termasuk defisit!)

3. Industri militer sebagai mesin ekonomi

Perang dan ketegangan justru bisa menguntungkan sektor industri militer (Raytheon, Lockheed Martin, dll). Ini menciptakan lapangan kerja dan memperkuat “military-industrial complex” yang sangat berpengaruh di politik AS.

4. Kalkulasi strategis jangka panjang

Pejabat AS mungkin menilai membiarkan Iran menjadi kekuatan nuklir lebih mahal dan berisiko dalam jangka panjang dibandingkan melakukan serangan terbatas sekarang.

Serangan mungkin juga ditujukan untuk menjaga harga minyak tetap tinggi, yang menguntungkan perusahaan energi Amerika dan sekutu.

🎯 Tapi ya, benar: Ini bisa memperparah defisit

Jika konflik meluas atau berubah jadi perang skala penuh, biayanya bisa membengkak drastis, seperti yang terjadi di Irak dan Afghanistan ($2 triliun+).

Pasar global bisa terguncang, suku bunga naik, dolar tertekan, dan defisit makin berat. Amerika memang sedang defisit, tapi bisa dan tetap memilih berperang karena sistem ekonomi dan politik mereka mendukung itu — setidaknya dalam jangka pendek. Tapi, ini berisiko memperburuk keuangan dan stabilitas global, dan keputusan ini penuh dengan pertaruhan politis.

 


Selanjutnya
close