Respons Iran terhadap pengeboman fasilitas nuklirnya oleh AS

Abbas Araghchi Menteri Luar Negeri Iran

Respons Iran terhadap pengeboman fasilitas nuklirnya oleh AS berlangsung cepat dan penuh ketegasan. Mungkinkah iran akan membalas serangan itu?

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengecam serangan tersebut sebagai “pelanggaran berat terhadap hukum internasional”, dan menuduh AS telah melanggar Piagam PBB serta Traktat Non-Proliferasi Nuklir. Ia memperingatkan bahwa serangan ini akan menimbulkan “konsekuensi yang abadi” dan menyatakan bahwa Iran “menyimpan semua opsi untuk membela kedaulatan, kepentingan, dan rakyatnya.”

Secara militer, Iran telah meningkatkan responsnya:

  • Meluncurkan puluhan drone ke arah Israel, memperluas konflik yang sedang berlangsung.
  • Pejabat Iran mengklaim bahwa personel di lokasi nuklir telah dievakuasi sebelum serangan, menunjukkan bahwa mereka mungkin telah mendapat peringatan sebelumnya.
  • Pertahanan udara Iran—meski telah melemah akibat serangan Israel sebelumnya—dilaporkan masih mampu melakukan serangan balasan, termasuk serangan drone terhadap pangkalan AS di kawasan tersebut.

Nada dari Teheran sangat jelas: kemarahan dan tekad.


Rusia: Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, memperingatkan bahwa serangan AS akan “secara radikal mendestabilisasi situasi” dan menyebut dunia kini hanya “berjarak milimeter dari bencana nuklir”. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, juga mengecam serangan terhadap fasilitas nuklir Iran dan mempertanyakan di mana suara komunitas internasional dan para aktivis lingkungan dalam menghadapi ancaman ini.

China: Menteri Luar Negeri Tiongkok, Wang Yi, menyatakan bahwa Tiongkok “secara eksplisit mengutuk pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Iran” dan menyatakan dukungan terhadap Iran dalam mempertahankan hak dan kepentingan sahnya. Tiongkok juga menawarkan diri untuk memainkan peran konstruktif sebagai penengah dan menyerukan semua pihak untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog.

Kedua negara ini menyoroti bahwa tindakan militer AS berisiko memperluas konflik dan mengguncang stabilitas global.

ref


Selanjutnya
close