Microsoft PHK 9.000 Karyawan dalam Restrukturisasi Besar-Besaran

Microsoft PHK Karyawan

Jadi karyawan Microsoft saja bisa di pecat, apalagi perusahaan yang lebih kecil.

Dalam gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terbesar dalam dua tahun terakhir, Microsoft memecat sekitar 9.000 karyawan — setara dengan hampir 4% dari total tenaga kerjanya secara global. Langkah ini menjadi bagian dari restrukturisasi organisasi besar-besaran yang bertujuan untuk menyederhanakan operasi dan menguatkan fokus perusahaan pada kecerdasan buatan (AI) dan komputasi awan (cloud).

PHK dimulai pada 2 Juli dan memengaruhi berbagai divisi, termasuk Xbox Gaming, penjualan, dan rekayasa perangkat lunak. Sebelumnya pada Mei (6.000 orang) dan Juni (300 orang) Microsoft juga telah melakukan PHK, sehingga total pemangkasan tenaga kerja sepanjang tahun ini mencapai lebih dari 15.000 orang.

🎮 Divisi Gaming Jadi Korban Terbesar

Divisi Xbox menjadi salah satu yang paling terdampak. Sejumlah proyek gim populer — termasuk Perfect Dark dan Everwild — dihentikan, dan salah satu studio internal, The Initiative, dibubarkan sepenuhnya. CEO Xbox Phil Spencer menyebutkan bahwa langkah ini diperlukan agar perusahaan bisa “fokus pada area pertumbuhan strategis” dan “meningkatkan kelincahan” melalui pengurangan lapisan manajemen.


🤖 AI dan Otomatisasi Jadi Pemicu Tersembunyi

Meskipun Microsoft tidak secara eksplisit mengaitkan PHK ini dengan AI, analis mencatat bahwa investasi agresif perusahaan dalam infrastruktur AI dan alat otomatisasi memainkan peran besar. CEO Satya Nadella sebelumnya menyatakan bahwa 20–30% kode Microsoft saat ini ditulis oleh AI, memunculkan dugaan bahwa sebagian posisi rekayasa perangkat lunak mulai tergeser.

Ini adalah cara Nadella dan timnya menjaga efisiensi — dan itulah yang dicari pasar Wall Street,” ujar Dan Ives, analis di Wedbush Securities.

🌍 Dampak Global dan Reaksi

PHK ini terjadi di berbagai kantor Microsoft di seluruh dunia, dengan 830 posisi dipangkas di kantor pusat Redmond saja. Karyawan di Amerika Utara, Eropa, dan Asia melaporkan pemutusan kerja, khususnya di tim manajemen produk dan perangkat lunak lama (legacy systems).

Meskipun demikian, Microsoft mencatatkan pendapatan USD 70,1 miliar dan laba bersih USD 25,8 miliar pada kuartal terakhir — berkat tingginya permintaan untuk layanan AI dan cloud.

⚖️ Ke Mana Arah Microsoft Selanjutnya?

Memasuki tahun fiskal 2026, Microsoft tampaknya akan terus menggandakan investasi di AI, layanan cloud, dan produk-produk bernilai tinggi, sembari memangkas divisi dengan pertumbuhan lambat. Perusahaan menyatakan tetap berkomitmen membangun “tim berkinerja tinggi” dan “menghilangkan birokrasi internal” agar tetap kompetitif dalam lanskap industri yang cepat berubah.

ref


Selanjutnya
close