Suzuki Fronx bisa dibilang laris manis di pasar Indonesia. Dalam waktu kurang dari sebulan sejak peluncurannya pada akhir Mei 2025, mobil ini sudah mencatat lebih dari 1.500 Surat Pemesanan Kendaraan (SPK). Bahkan, Suzuki mengklaim ada sekitar 30.000 calon pembeli yang menunjukkan minat serius.
Varian SGX menjadi yang paling diminati, menyumbang sekitar 66% dari total pemesanan, disusul oleh GX (23%) dan GL (sisanya). Mayoritas pemesanan datang dari wilayah Jabodetabek, namun kota-kota besar lain seperti Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar juga berkontribusi signifikan.
Dengan target penjualan 2.000 unit per bulan, pencapaian awal ini membuat Suzuki cukup optimistis bahwa Fronx akan menjadi salah satu tulang punggung penjualan mereka.
Kekurangan Suzuki Fronx

Berikut beberapa kekurangan Suzuki Fronx yang perlu dipertimbangkan sebelum membeli:
1. Ruang kabin belakang sempit Meskipun berkonsep SUV, dimensi Fronx yang kompak (panjang 3.995 mm, wheelbase 2.520 mm) membuat ruang kaki dan kepala di baris kedua terasa terbatas, terutama bagi penumpang bertubuh tinggi.
2. Fitur keselamatan tergolong minim Dibandingkan kompetitor di kelasnya, Fronx hanya dibekali fitur dasar seperti ABS dan dual airbag. Fitur canggih seperti ADAS (Advanced Driver Assistance System) belum tersedia di semua varian.
3. Ground clearance rendah untuk SUV Dengan tinggi hanya 1.550 mm, Fronx memiliki jarak bodi ke tanah yang lebih rendah dari SUV pada umumnya, sehingga kurang ideal untuk jalan bergelombang atau berlubang.
4. Harga relatif tinggi untuk ukuran dan fitur Meski dimensinya kecil, harga Fronx berkisar Rp 259 juta hingga Rp 321,9 juta (OTR Jabodetabek), yang bisa terasa mahal jika dibandingkan dengan SUV lain yang menawarkan fitur lebih lengkap.
5. Kapasitas bagasi terbatas Volume bagasi hanya sekitar 308 liter, lebih kecil dibandingkan rival seperti Toyota Raize yang mencapai 369 liter. Ini bisa jadi kendala untuk pengguna yang sering membawa banyak barang.