Pemerintah Iran secara resmi mengumumkan pembukaan kembali wilayah udaranya pada Kamis, 3 Juli, setelah ditutup sejak 13 Juni akibat konflik udara dengan Israel. Langkah ini menandai dimulainya pemulihan sektor penerbangan serta sinyal stabilisasi pasca-konflik yang berlangsung hampir dua minggu.
🔍 Latar Belakang Penutupan
Penutupan wilayah udara terjadi setelah serangan udara besar dari Israel yang menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran. Sebagai balasan, Iran meluncurkan rudal ke wilayah Israel dan pangkalan militer AS di Qatar. Konflik mereda dengan gencatan senjata yang diumumkan pada 24 Juni.
✈️ Bandara dan Jalur yang Dibuka
Menurut Kementerian Jalan dan Pembangunan Perkotaan Iran:
- Bandara Mehrabad dan Imam Khomeini di Teheran telah kembali aktif.
- Bandara di wilayah utara, timur, barat, dan selatan kini menerima penerbangan domestik dan internasional.
- Bandara Isfahan dan Tabriz masih ditutup sementara untuk persiapan infrastruktur.
- Penerbangan dijadwalkan dari pukul 05.00 hingga 18.00 waktu setempat.
- Jalur udara timur telah kembali dibuka sepenuhnya untuk penerbangan internasional sejak awal minggu.
🌍 Dampak Regional dan Global
Penutupan sebelumnya mengganggu rute penerbangan antara Eropa dan Asia, memaksa maskapai seperti Emirates, Qatar Airways, dan Turkish Airlines untuk memutar jalur. Dengan dibukanya kembali wilayah udara, efisiensi waktu tempuh dan konsumsi bahan bakar diperkirakan akan kembali stabil.
🛑 Keamanan dan Sanksi Terkini
Meskipun wilayah udara dibuka, ketegangan geopolitik masih terasa. Amerika Serikat mengumumkan sanksi baru terhadap ekspor minyak Iran, menargetkan perusahaan-perusahaan yang diduga menyelundupkan minyak melalui pencampuran dengan minyak Irak.
Iran kini menghadapi tantangan dalam membangun kembali kepercayaan internasional dan memperbaiki infrastruktur penerbangan. Meski begitu, pembukaan kembali wilayah udara merupakan langkah awal menuju pemulihan pasca-konflik.